Keutamaan Puasa 9 hari bulan Dzulhijjah | Konsultasi Muslim
Salah satu puasa sunnah yang
dianjurkan di dalam Islam adalah puasa pada bulan Dzulhijjah, di mana pahala
yang diperoleh seorang muslim jika berpuasa di bulan Dzulhijjah sangatlah besar.
Di bulan Dzulhijjah seorang muslim disunnahkan berpuasa sebanyak 9 hari, yaitu
puasa di awal bulan Dzulhijjah.
Kesunnahan puasa 9 hari di
bulan Dzulhijjah berdasarkan beberapa dalil yang diriwayatkan oleh ‘Ummul
Mukminin dan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalil-dalilnya sebagai
berikut :
1. Dari sebagian istri-istri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ، وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ،
وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ
وَالْخَمِيسَ
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada
hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa 3 hari setiap bulannya. (HR. Abu Daud,
hadits no. 2437).
2. Dari Ibnu ‘Abbas
rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ
الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ، يَعْنِي أَيَّامَ
الْعَشْرِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟
قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ
وَمَالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
Tidak ada satu amal sholeh
yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada
hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya:
“Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
“Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan
jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun. (HR. Abu Daud, hadits
no. 2438).
Kedua hadits ini di
shahihkan oleh Sykeh Al-Albani rohimahullah.
Namun yang dikenal di kalangan
masyarakat kita adalah puasa Arafah di tanggal 9 nya saja, dan puasa di tanggal
9 Dzulhijjah juga mempunyai keutamaan yang tidak kalah besar dengan puasa-puasa
sunnah lainnya.
Keutamaan Puasa Arafah
tanggal 9 Dzulhijjah
Dari Abu Qatadah rodhiyallahu
‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ،
أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ
الَّتِي بَعْدَهُ، وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ
يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Puasa Arafah dapat
menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10
Muharram) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu. (HR. Muslim, hadits no.
1162).
Apakah puasa sunnah Arafah
menghapus semua dosa seorang muslim?
Imam An-Nawawi rohimahullah
berkata di dalam kitabnya Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim :
وَكَذَلِكَ صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ
كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ وَيَوْمُ عَاشُورَاءَ كَفَّارَةُ سَنَةٍ وَإِذَا وَافَقَ
تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
وَالْجَوَابُ مَا أَجَابَهُ الْعُلَمَاءُ أَنَّ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْ هَذِهِ
الْمَذْكُورَاتِ صَالِحٌ لِلتَّكْفِيرِ فَإِنْ وَجَدَ مَا يُكَفِّرُهُ مِنَ
الصَّغَائِرِ كَفَّرَهُ وَإِنْ لَمْ يُصَادِفْ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً كُتِبَتْ
بِهِ حَسَنَاتٌ وَرُفِعَتْ بِهِ دَرَجَاتٌ وَإِنْ صَادَفَتْ كَبِيرَةً أَوْ
كَبَائِرَ وَلَمْ يُصَادِفْ صَغِيرَةً رَجَوْنَا أَنْ يُخَفِّفَ مِنَ الْكَبَائِرِ
وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Dan begitu juga puasa hari
Arafah 9 Dzulhijjah menjadi penghapus dosa dua tahun, dan hari Asyura menjadi penghapus
dosa setahun. Dan apabila seruan aaminnya berbarengan dengan aamin para
malaikat, maka diampuni dosanya yang telah lalu. Jawaban yang dikedepankan para
ulama adalah bahwa setiap satu dari dari semua amal yang tersebut itu layak
menjadi penghapus dosa. Jika terdapat dosa kecil yang mesti dihapus, maka amal
itu akan menghapusnya. Tetapi jika tidak terdapat dengan dosa kecil tetapi
tidak dosa besar, maka amal itu akan menjadi catatan kebaikannya dan mengangkat
derajatnya. Jika amal ibadah itu terdapat dengan satu atau sekian dosa besar
dan tidak dosa kecil, kita berharap amal ibadah itu dapat meringankan siksa
atas dosa besar tesebut. Wallahu a’lam. (Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, jilid
3 halaman 113).
Berdasarkan penjelasan imam An-Nawawi di atas, maka jelaslah bahwa yang dihapus adalah dosa-dosa kecil saja, adapun dosa-dosa besar seperti syirik, durhaka kepada orang tua, minum-minuman keras, kesaksian palsu dan sebagainya, maka tidak dihapus jika dia belum bertobat kepada Allah.
Oleh karnanya, seorang
muslim disunnahkan untuk mempebanyak puasa dan beribadah di bulan Dzulhijjah,
terutama dari tanggal 1-9. Lebih-lebih berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah
(puasa Arafah), sebab keutamaannya adalah bisa menghapus dosa setahun yang lalu
dan setahun yang akan datang.
Orang-orang yang tidak melaksanakan
puasa di bulan Dzulhijjah ini, apalagi puasa Arafah di tanggal 9 nya, maka dia
termasuk salah satu orang yang merugi, sebab telah melewatkan ampunan dosa dari
Allah selama 2 tahun, yaitu setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Subhanallah,
padahal kesempatan ini hanya ada sekali dalam setahun. Maka dari itu selagi ada
kesempatan, mari puasa sunnah di bulan Dzulhijjah.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa
Ar-Riyawi
Posting Komentar